Minggu, 04 Maret 2012

Mengapa Menggaruk Gatal Rasanya Enak???


Kulit yang gatal membuat kita merasa ingin menggaruknya bahkan tanda sadar saat sedang tidur sekalipun. Dengan menggaruk, gatal yang mengganggu berubah menjadi rasa nyaman tapi dampaknya kadang-kadang kulit memerah bahkan sampai terluka.

Salah satu yang dituduh menjadi penyebab terbesar gatal adalah dermatitis, kondisi iritasi kulit karena deterjen atau bahan-bahan dari emas. Berdasarkan data survai National Ambulatory Medical Care, sekitar 6,4 juta orang di AS yang terkena dermatitis bahkan harus memeriksakan diri ke dokter setiap tahunnya.

Namun, gatal bisa terjadi karena dipicu banyak hal. Sentuhan tanaman, hewan, dan logam bisa memicu gatal yang sangat. Selain itu, faktor cuaca misalnya kelembaban udara, termasuk bakteri, kuman, dan parasit juga menjadi penyebabnya. Stress juga diduga dapat memicu gatal. Berdasarkan Asosiasi Kedokteran Amerika, sabun yang sering digunakan secara berlebihan juga bisa memicu gatal.
Saat terjadi reaksi alergi seperti ini, protein histamin dihasilkan. Protein tersebut akan memberikan perintah kepada beberapa serabut syarap gatal untuk mengirim informasi ke syaraf tulang belakang yang akan memproses dan membangkitkan otak.

Bagian otak yang aktif saat gatal diketahui berada di area yang sama saat tubuh mengalami kesakitan. Maka obat-obatan jenis antihistamin yang biasa digunakan untuk menekan rasa sakit juga dapat bekerja untuk mematikan sinyal protein ini.

Serabut syaraf yang sensitif terhadap gatal pertama kali ditemukan oleh Martin Schmetz, seorang pakar fisiologi otak dari Universitas Mannheim Jerman sekitar 10 tahun lalu. Tapi, baru-baru ini ia juga menemukan serabut-serabut baru yang sensitif terhadap gatal namun tidak berkaitan dengan histamin.
“Nyatanya terdapat bukti lebih dari satu tipe serabut syaraf yang terlibat dalam sensasi gatal,” kata Schmetz. Informasi yang sedang diteliti lebih lanjut ini akan meningkatkan pemahaman para ilmuwan mengenai sensasi gatal.

Nyaman sesaat
Gejala gatal sebenarnya telah diteliti sejak lama. Definisi ilmiah untuk gatal diusulkan pertama kali oleh Samuel Hafenreffer pada 1660. Gatal didefinisikan sebagai sebuah keinginan tak enak untuk menggaruk.
“Pada beberapa kondisi kulit kronis seperti dermatitis atopik (eksim), pasien mungkin malah menggaruk saat tidur,” kata pakar otak Earl Carstens dari Universitas California, Davis. Menurut Carsten, menggaruk mungkin mengaktifkan sel syaraf yang merangsang bagian otak pengatur kesenangan sehingga orang menjadi nyaman.

Pada dasarnya, menggaruk kulit hanyalah solusi singkat mengatasi gatal atau mengurangi gangguan saja. Tapi, jika berlebihan dan terlalu keras sebaliknya akan menyebabkan sakit pendarahan hingga infeksi.
“Derajat kehidupan kita menurun karena gatal seperti halnya karena sakit. Namun, penderita gatal belum mendapatkan empati yang cukup seperti penderita sakit lainnya,” ujar Schmetz.

Bersama para pakar kulit lain dari seluruh dunia, Schmetz akan mempresentasikan temuannya pada Workshop Internasional Penelitian mengenai Gatal Ketiga di Jerman. Makalah yang disampaikan selama pertemuan ini akan dipublikasikan dalam Journal of Investigative Dermatology.

Kenapa Menggaruk Bisa Redakan Gatal?
Ilmuwan telah membuktikan bahwa menggaruk bisa meredakan gatal karena menggaruk dapat menghalau aktifitas pada beberapa sel syaraf tulang belakang yang mentransmit sensasi gatal ke otak.
Namun, efek tersebut hanya muncul disaat diri kita merasakan gatal. Walaupun kita mengerti bahwa menggaruk meredakan gatal, tidak banyak yang mengerti mekanisme fisiologisnya. Studi dari Universitas Minnesota ini muncul dalam jurnal Nature Neuroscience. Riset sebelumnya menyebutkan bahwa bagian spesifik dari syaraf tulang belakang – sistem spinothalamic – memiliki peran utama dalam mentransmit rasa gatal.

Aktifitas syaraf terhalang
Hasil riset terkini pada primata menemukan bahwa di saat gatal, menggaruk kulit menghalangi aktifitas sel syaraf pada spinothalamic untuk mengirimkan sinyal dari area gatal ke otak. Saintis Dr Glenn Giesler berharap dengan riset ini dapat menghasilkan cara baru untuk meredakan sensasi gatal kronis untuk yang pertama kalinya. Namun, ia mengatakan bahwa dibutuhkan informasi yang lebih banyak mengenai reaksi kimia yang mendalangi efek tersebut.

Profesor Gil Yosipovitch, seorang ahli kulit dari Wake Forest University di North Carolina mengatakan bahwa penemuan ini memiliki “potensi yang signifikan”. Ia mengatakan, “Walaupun jalan masih panjang, metode untuk menghasilkan sensasi nyaman pada saat menggaruk dengan tidak merusak kulit melalui stimulus obat-obatan yang bisa menghalangi aktifitas neuron tersebut berpotensi untuk mengobati gatal kronis”. Namun ia juga menegaskan bahwa menggaruk pada saat gatal merupakan fenomena yang kompleks yang melibatkan faktor-faktor seperti emosi seperti halnya fisiologi.

Dr Paul Bays dari UCL Institute of Cognitive Neuroscience juga menyetujui bahwa studi ini memiliki peranan penting untuk menjelaskan mekanisme fisiologis mengenai bagaimana sensasi gatal dapat berkurang.
“Namun, masih belum jelas bagaimana menggaruk bisa meredakan gatal, atau bagaimana menggaruk hanya bisa efektif untuk meredakan gatal dan tidak untuk sensasi sakit lainnya yang ditransmisikan ke otak melalui jalur yang sama”

Jangan meremehkan rasa gatal
Ada begitu banyak hal yang bisa menyebabkan rasa gatal, termasuk diantaranya, lebih dari 50 penyakit seperti Aids, masalah Gallblader dan penyakit Hodgkin. Rasa gatal yang dihasilkan oleh bermacam penyakit dapat memberikan dampak yang besar terhadap kualitas hidup dan tidak dapat disembuhkan hingga saat ini. Untuk banyak jenis gatal, tidak jelas apakah setiap rasa gatal memiliki tujuan fisiologis tertentu.

Tidak ada komentar: