Jumat, 02 Maret 2012

Perbedaan Metode Pengumpulan, Analisa Data Kualitatif dan Kuantittif


Metode Pengumpulan Data Kualitatif
Metode pegumpulan data kualitatif dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya; (1) Catatan Lapangan (Fieldnotes), (2) Observasi partisipan (Participant Observations), (3) Wawancara (Dept Interview) (4) Dokumentasi. Selain teknik atau cara tersebut, dalam penelitian kualitatif juga dapat menggunakan kuesioner untuk pengumpulan datanya, namun kuesioner tersebut hanya dijadikan sebagai pelengkap data jika dibutuhkan dan bukan merupakan sumber data asli yang dijadikan pijakan analisis.
 
Catatan lapangan atau Fieldnotes adalah kegiatan yang mencatat apa saja yang dilihat, didengar, dirasakan, difikirkan dan dipelajari dari obyek penelitian  yang selanjutnya peneliti menyusunnya secara sistematis. Karena keberhasilan suatu penelitian tergantung pada bagaimana rincian, ketepatan, dan luasnya catatan lapangan. (Bogdan dan Biklen, 1982)
 
Observasi Partisipan, dalam observasi ini, peneliti terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari dari obyek yang diamatai. Disamping itu peneliti melakukan pengamatan dan melakukan kegiatan serta merasakan suka dan duka dari obyek penelitian. Dengan cara observasi partisipan ini, data yang diperoleh akan lebih tajam dan sampai pada makna dari perilaku yang nampak dari obyek penelitian.
 
Wawancara mendalam atau Dept Interview menuntut peneliti untuk menjadi pembicara yang akrab pada sumber data (Informan), karena dengan demikian akan memungkinkan peneliti untukmenggali informasi secara luas berkaitan dengan penelitiannya. Wawancara dapat dilakukan secara formal dengan menggunakan pedoman wawancara (Guide) atau nonformal (Bebas tanpa pedoman).
 
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen dapat berupa gambar, tulisan, atau karya monumental. Pengambilan data dengan teknik dokumentasi disebut dengan studi dokumen. Artinya, peneliti mempelajari berbagai sumber dokumen yang berkaitan dengan pokok penelitian sebagai pelengkap hasil observasi dan wawancara. Alasannya, hasil penelitian dari observasi atau wawancara akan lebih kredibel/ dapat dipercaya jika didukung oleh sejarah masa kecil, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat, dan autobiografi.
 
Metode Pengumpulan Data Kuantitatif
Metode pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan teknik statistik dengan cara tes atau kuesioner (angket). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menyajikan berbagai pertanyaan tertulis pada responden atau obyek penelitian untuk dijawab sebagai fakta dalam penelitian. Setelah itu peneliti membuat skor dari hasil jawaban yang telah diperoleh untuk dilanjutkan pada analisa data.
Instrument atau daftar pertanyaan yang diberikan pada responden merupakan hasil pengembangan dari variabel-variabel penelitian. Oleh karena itu, berbagai pertanyaan yang diberikan harus mengarah pada inti masalah yang dikaji dalam penelitian tersebut, karena satu instrumen salah akan menjadikan data tidak valid dan berakibat pada kekacauan dalam analisis serta penarikan kesimpulan.
 
Wawancara (interview) serta observasi pada dasarnya dapat digunakan dalam penelitian ini tetapi tidak merupakan hal yang wajib. Artinya dalam pendekatan kuantitatif prosedur pengambilan data melalui teknik tersebut hanya dilakukan sebagai pelengkap data. Artinya, bila harus dilakukan wawancara harus dengan menggunakan Guide atau pedoman wawancara agar bahasan tidak melebar pada masalah yang lebih dalam. Jadi, inti teknik pengambilan data kuantitaif hanya pada tes atau kuesioner.

Metode Analisa Data Kualitatif
Metode analisa data kualitatif mempunyai dua model, diantaranya; penelitian kualitatif Etnographic (Model Spradley), dan penelitian kualitatif Grounded (Model Miles dan Huberman). Masing- masing tekniknya seperti di bawah ini: 

Etnographic.  
Analisis Domain (Domain Analysis). Merupakan proses untuk menemukan bagian-bagian, unsur-unsur, atau domain pengelompokan makna budaya yang terkandung dalam kategori yang lebih kecil.

Analisis Taksonomi (Taxonomic Analysis). Menyoroti pusat perhatian dengan satu langkah lebih dalam untuk mengungkap hubungan antaraunsur-unsur dari setiap domain.

Analisis Komponensial (Componential Analysis). Mencari kontras, memilah-milah, mengelompokkan, dan memasukkan semua informasi yang diperoleh ke dalam peta informasi.

Analisis Tema Kultural (). Kegiatan menganalisis data yang dimulai dari analisis domain, taksonomi dan komponensial untuk memperoleh pemahaman lebih lauas terhadap domain yang dipilih dalam situasisosial yang diteliti. 

Grounded  
Reduksi Data (Reduction). Merangkum, memilih hal yang pokok, fokus pada hal penting, dicari tema dan polanya. Dalam reduksi ini memungkinkan peneliti untuk membuang dan memasukkan data yang dianggap perlu. Dengan demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data berikutnya.

Penyajian Data (Display). Menyajikan data atau narasi data secara sederhana dalam bentuk kata-kata, dapat dilakukan dengan membentuk tabel, grafik, dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data akan terorganisir dan tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. 

Verifikasi dan Simpulan (Verification and Conclussion). Dalam tahap pengumpulan data sebelumnya, peneliti sudah membuat simpulan-simpulan sementara. Pada tahap verifikasi ini, peneliti mengecek hasil simpulan-simpulan tersebut untuk dijadikan sebuah kesimpulan pasti dari hasil penelitiannya.

Metode Analisa Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif adalah bagian dari kegiatan penelitian yang dilakukan setelah data dari seluruh responden yang dilakukan melalui kuesioner terkumpul. Adapun metode analisa data kuantitatif dibagi menjadi dua, yakni statistik deskriptif dan statistik inferensial.
 
Satatistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara menggambarkan kondisi obyek penelitian sebagaimana aslinya tanpa memberikan kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Model ini digunakan pada penelitian populasi tanpa pengambilan sampel. Misalnya, untuk meneliti minat siswa pada pelajaran IPA kelas 8 SMP NUSA BANGSA dengan jumlah 30 siswa/i. Setelah dilakukan tes atau kuesioner, hasil analisisnya menunjukkan 90% siswa/i kurang meminati pelajaran IPA tersebut. Hasil dari 90% siswa/i yang kurang minat pada pelajaran IPA hanya berlaku pada kelas 8 SMP NUSA BANGSA dan tidak berlaku pada penarikan kesimpulan pada siswa/i lain diluar kelas 8 SMP NUSA BANGSA.  Termasuk contoh lain statistik deskriptif adalah penyajian data melalui Tabel, Grafik, Diagram, dll.
 
Statistik inferensial seringkali disebut dengan statistik induktif atau statistik propabilitas. Teknik statistik ini dilakukan untuk menganalisis data dan hasil dari kesimpulan tersebut diberlakukan pada populasi. Karena bersifat propabiliyt, maka pemberlakuan kesimpulan pada populasi tersebut mempunyai peluang kesalahan dan kebenaran (kepercayaan) dan dinyatakan dalam bentuk prosentase. Bila peluang kesalahan 5% maka taraf kepercayaan 95%, dan bila peluang kesalahan 1%maka taraf kepercayaan 99%. Inilah yang dimaksud signifikansi dalam statistik inferensial yang dapat diperoleh dari tabel signifikansi yang sudah ada sesuai dengan teknik analisis yang digunakan. Teknik analisis untuk menguji korelasi atau hubungan antar variabel menggunakan Product Moment Correlation, Partial Correlation, Multiple Correlations, dll. Sedangkan  untuk menguji perbedaan antar variabel menggunakan t-tes, Anova, dll.
 
Statistik inferensial dibagi menjadi dua macam, yakni parametris dan nonparametris. Perbedaannya adalah, parametris digunakan untuk menguji parameter populasi, sedangkan nonparametris digunakan untuk menguji distribusi. Penggunaan statistik parametris dan nonparametris tergantung pada asumsi dan jenis data yang akan dianalisis. Statistik parametris biasanya digunakan untuk data interval atau rasio, sedangkan statistik nonparametris digunakan untuk analisis data nominal dan ordinal.


Tidak ada komentar: