Variabel berasal dari kata “vary” dan “able” yang
berarti “berubah” dan “dapat”. Jadi, secara harfiah variabel berartidapat
berubah, sehingga setiap variabel dapat diberi nilai dan nilai itu
berubah-ubah. Nilai tersebut bisa kuntitatif (terukur dan atau terhitung, dapat
dinyatakan dengan angka) juga bisa kualitatif (jumlah dan derajat atributnya
yang dinyatakan dengan nilai mutu).
Variabel merupakan element penting dalam masalah penelitian. Dalam
statistik, variabel didefinisikan sebagai konsep, kualitas, karakteristik,
atribut, atau sifat-sifat dari suatu objek (orang, benda, tempat, dll) yang
nilainya berbeda-beda antara satu objek dengan objek lainnya dan sudah
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Karakteristik adalah
ciri tertentu pada obyek yang kita teliti, yang dapat membedakan objek tersebut
dari objek lainnya, sedangkan objek yang karakteristiknya sedang kita amati
dinamakan satuan pengamatan dan angka atau ketegori (nilai mutu)
tertentu dari suatu objek yang kita amati dinamakan variate(nilai).
Kumpulan nilai yang diperoleh dari hasil pengukuran atau penghitungan suatu
variabel dinamakan dengandata.
Karakteristik yang dimiliki suatu pengamatan keadaannya
berbeda-beda (berubah-ubah) atau memiliki gejala yang bervariasi dari satu
satuan pengamatan ke satu satuan pengamatan lainnya, atau, untuk satuan
pengamatan yang sama, karakteristiknya berubah menurut waktu atau tempat.
Apabila karakteristik setiap satuan pengamatan semuanya sama, tidak beragam,
maka bukan lagi merupakan variabel, melainkan konstanta.
Contoh:
Apabila Anda sedang mempelajari sekelompok anak-anak,
anak-anak di sana baru sebuah konsep, bukan variabel. Apabila Anda
tertarik untuk mengukur tinggi badannya, berat, usia, menentukan jenis kelamin,
dan sebagainya, berarti Anda sudah berbicara tentang variabel, karena
nilainya bisa beragam dari anak ke anak. Untuk kepentingan penelitian, sebuah
konsep bisa diubah menjadi satu atau beberapa variabel.
Misalnya saja tentang konsep anak-anak tadi, di antara
sekian karakteristik yang bisa diukur, Anda lebih tertarik untuk menimbang
beratnya, maka:
Konsep: adalah properti/karakteristik dari
Anak-anak
Karakteristik: karakteristik yang sedang Anda amati adalah berat
anak.
Variabel: karena berat setiap anak bisa bervariasi, maka berat merupakan
variabel.
Satuan pengamatan: satuan pengamatannya adalah masing-masing
Anak (setiap individu), dan
Nilai (variate/data): berat yang terukur dari
setiap anak dinamakan variate (nilai).
Contoh kasus lain misalnya, jika Anda sedang mempelajari
sekelompok tanaman tomat (konsep), variabel-variabel berikut mungkin menjadi
pertimbangan Anda: tinggi, lebar, jumlah daun, dan jumlah buah, dan berat
tomat. Contoh variabel lainnya adalah warna mata, IQ, tingkat
pendidikan, status sosial, metode mengajar, jenis pupuk, jenis varietas, jenis
obat, semuanya adalah variabel karena karakteristiknya berbeda-beda.
Karakteristik dari suatu variabel harus beragam atau
berubah-ubah. Sebaliknya, jika karakteristik semuanya sama, maka satuan
pengamatan tersebut bukan lagi variabel, melainkan konstanta. Konstanta
adalah angka tertentu yang nilainya selalu tetap pada semua kondisi, misalnya
kecepatan cahaya, gaya gravitasi, dsb. Namun demikian, suatu variabel bisa saja
menjadi konstanta apabila nilainya di buat sama. Misalnya, jenis kelamin adalah
variabel, namun apabila satuan pengamatan yang kita amati hanya dibatasi pada
jenis kelamin perempuan saja, maka jenis kelamin berubah menjadi konstanta,
karena nilainya sama pada semua kondisi.
Definisi Operasional
Definisi operasional adalah aspek penelitian yang
memberikan informasi atau petunjuk kepada kita tentang bagaimana caranya mengukur
suatu variabel. Informasi ilmiah yang dijelaskan dalam definisi
operasional sangat membantu peneliti lain yang ingin melakukan penelitian
dengan menggunakan variabel yang sama, karena berdasarkan informasi itu, ia
akan mengetahui bagaimana caranya melakukan pengukuran terhadap variabel yang
dibangun berdasarkan konsep yang sama. Dengan demikian, ia dapat menentukan
apakah tetap menggunakan prosedur pengukuran yang sama atau diperlukan
pengukuran yang baru.
Konsep-konsep yang sudah diterjemahkan menjadi satuan yang
sudah kita anggap lebih operasional (variabel dan konstruk), biasanya belum
sepenuhnya siap untuk diukur. Karena variabel dan konstruk tersebut memiliki
alternatif dimensi yang bisa diukur dengan cara berlainan. Contoh tentang
variabel usia/umur. Cara pengukuran variabel tersebut bisa saja berbeda,
pertama mungkin Anda mengukur usianya langsung secara numerik, misalnya 4,
12.5, 18, 31 tahun dst, atau bisa saja Anda mengukur berdasarkan kategori,
misalnya Balita (0-5 th), Anak-anak (5 – 14), Remaja (14 – 24), Dewasa (25 –
54), Tua (55-64), dan Lansia (>65) tahun.
Pembagian Variabel
Variabel bisa dibagi berdasarkan: Perananan, cara
pengukuran, dan bisa tidaknya diukur secara langsung.
Berdasarkan Fungsi/Peranannya dalam penelitian
Dalam penelitian kuantitatif, variabel yang telah
didefinisikan secara operasional, biasanya dibagi menjadi variabel bebas (independent:
aktif atau atribut), variabel terikat (dependent), dan variabel
asing/ekstra/tambahan (extraneous) yang bukan merupakan subjek dari penelitian
yang sedang dipelajari dan berada di luar pengamatan/kajian utama
penelitian. Pemahaman tentang variabel extraneous ini sangat penting,
karena variabel ini bisa saja bersaing dengan variabel independent dan bisa mengacaukan/membingungkan dalam menjelaskan pola hubungan antara variabel
independent dan variabel dependent. Oleh karena itu, dalam menentukan hubungan
sebab akibat, kita seharusnya mengidentifikasi ada tidaknya variabel extraneous
yang terbukti dapat mempengaruhi variabel dependent. Apabila ada, maka
variabel ekstraneous tersebut disebut dengan variabel confounding.Variabel
Confounding sebaiknya di kontrol atau dimasukkan ke dalam model. Apabila
tidak, kita tidak akan yakin bahwa perubahan variabel dependent tersebut hanya
disebabkan oleh variabel independent saja.
Untuk memahami variabel-variabel dalam penelitian,
perhatikan contoh kasus berikut:
Apabila kita ingin melihat pengaruh pemberian dosis pupuk
yang berbeda terhadap pertumbuhan tanaman, maka:
Variabel Dependent
|
=>
|
Pertumbuhan tanaman
|
Variabel Independent
|
=>
|
Dosis Pupuk
|
Variabel Extraneous
|
=>
|
Varietas/Kultivar
|
|
|
Jenis Pupuk
|
|
|
Tingkat Kesuburan Tanah
|
|
|
Jenis Tanah
|
|
|
Ukuran Petak/Pot
|
|
|
Penyinaran Matahari
|
|
|
Temperatur
|
|
|
Kelembaban
|
|
|
Kandungan Air Tanah
|
|
|
Serangan Hama/Penyakit
|
|
|
dsb..
|
Variabel Independent (IV).
Variable independent adalah variabel yang merupakan
penyebab atau yang mempengaruhi variabel dependent (DV) atau yang menyebabkan
terjadinya variasi bagi variabel dependent (DV). Apabila variabel IV berubah,
maka variabel DV juga akan berubah. Variable independent merupakan variable
yang faktornya diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk
menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi. Jika diterjemahkan
dalam bahasa Indonesia, variabel independent disebut juga sebagai peubah bebas
dan sering juga disebut dengan variable bebas, stimulus, faktor, treatment,
predictor, input, atau antecedent.
Sebagai Contoh:
Pengaruh metode mengajar terhadap Prestasi siswa.
=>Variabel independent adalah Metode Mengajar.
Pengaruh Pupuk Organik terhadap hasil tanaman tomat.
=>Variabel independent adalah Pupuk Organik.
Metode mengajar dan pupuk organik bisa dimanipulasi atau
ditentukan oleh peneliti. Tidak semua variabel independent bisa dimanipulasi,
misalnya attribute yang sudah melekat pada suatu objek. Contohnya: Jenis Kelamin,
Usia, Kemiringan lereng, ketinggian tempat, dsb.
Variabel Dependent (DV).
Variable dependent merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat dari variabel independent. Variabel dependent, dalam
bahasa Indonesia sering disebut sebagai peubah tak bebas, variabel terikat,
tergantung, respons, variabel output, criteria, atau konsekuen.
Variabel ini merupakan fokus utama dari penelitian.
Variabel inilah yang nilainya diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh dari
variabel independent. Nilainya bisa beragam dan tergantung pada besarnya
perubahan variabel independent. Artinya, setiap terjadi perubahan
(penambahan/pengurangan) sekian kali satuan variabel independen, diharapkan
akan menyebakan variabel dependen berubah (naik/turun) sekian satuan juga.
Secara matematis, hubungan tersebut mungkin bisa digambarkan dalam bentuk
persamaan Y = a + bX. Misalnya, Y = Hasil (ton) dan X = pupuk Urea (kg), maka
setiap pupuk urea dinaikkan/atau diturunkan sebesar b (kg), maka hasil
naik/turun sebesar b (ton) dan apabila tidak di berikan pupuk (b=0), maka
hasilnya adalah sebesar a (ton). Pola hubungan antara kedua
variabel tersebut bisanya di kaji dalam penelitian asosiasi atau prediksi,
biasanya diuji dengan menggunakan Analisis Regresi. Berbeda dengan contoh
pengaruh metode mengajar terhadap keberhasilan siswa, skala pengukuran variabel
independentnya bukan merupakan variabel interval atau rasio, sehingga untuk
melihat pengaruh dari variabel independet terhadap variabel dependent lebih
tepat dengan menggunakan Analisis Varians (ANOVA). Dengan Anova tersebut
kita bisa menentukan ada tidaknya perbedaan diantara metode mengajar, dan
apabila ada, kita bisa menentukan metode mengajar yang lebih baik atau terbaik.
Varibel Moderator
Variabel moderator merupakan variabel khusus dari variabel
independent. Dalam analisis hubungan yang menggunakan minimal dua variabel,
yakni satu variabel dependen dan satu atau beberapa variabel independen,
adakalanya hubungan di antara kedua variabel tersebut dipengaruhi oleh variabel
ketiga, yaitu faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model statistik
yang kita gunakan. Variabel tersebut dinamakan dengan variabel moderator.Variabel
moderator ini adalah variabel lain yang bisa memperkuat atau memperlemah
hubungan antar variabel independen (bebas) dan variabel dependen (tak bebas).
Dalam Analisis Varians (Anova), pengaruh dari variabel moderator ini bisa
direfresentasikan sebagai pengaruh interaksi antara variabel independent
(faktor) utama dengan variabel moderator (Baron and Kenny, 1986: p. 1174).
Variabel ini bisa diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk
mengetahui apakah keberadaannya akan mempengaruhi hubungan antara variable
bebas dan variabel terikat. Secara skematis, hubungan di antara ketiga variabel
tersebut bisa diilustrasikan seperti pada gambar berikut:
Contoh kasus 1:
Perhatikan, sebuah penelitian untuk melihat perbedaan
diantara dua metode mengajar statistika, misal Metoda A dan Metode B. Jika siswa
laki-laki lebih baik dengan Metode A, sedangkan siswa perempuan lebih baik
dengan Metode B, maka jenis kelamin merupakan variabel mederator.
Contoh Kasus 2:
Misalnya pengaruh pupuk anorganik terhadap hasil tanaman padi.
Hasil analisis menunjukkan tidak ada pengaruh penggunaan pupuk anorganik
terhadap hasil padi, padahal secara teoritis harusnya terjadi perbedaan.
Mengapa demikian?? Setelah diselidiki, ternyata ada variabel lain (misalnya
varietas) yang tidak dimasukkan ke dalam model ataupun tidak dikontrol
(diseragamkan), sehingga ikut mempengaruhi keragaman hasil padi. Variabel
tersebut adalah variabel moderator, yang seharusnya dimasukkan juga ke dalam
model. Hal ini misalnya ditunjukkan dengan adanya perbedaan respon di antara
varietas padi. Varietas unggulan lebih responsif terhadap pupuk anorganik,
sedangkan varietas lokal tidak terlalu responsif bahkan cenderung hasilnya
cenderung menurun.
Contoh kasus 3:
Pengaruh Pelatihan terhadap Prestasi kerja.
Misalnya pelatihan yang diikuti staf administrasi suatu
perguruan tinggi dengan harapan bisa meningkatkan ketrampilan dalam
menyelesaikan tugas-tugas administrasi. Seluruh karyawan yang diikutsertakan
memiliki jenjang pendidikan yang sama, D3. Setelah pelatihan selesai kemudian
dilakukan tes ketrampilan. Setelah diamati, ternyata kemampuan karyawan yang
berasal dari D3 Manajemen, memiliki ketrampilan yang lebih baik dibandingkan
dengan karyawan yang berasal D3 Pertanian. Jelas disini bahwa adanya perbedaan
tersebut dikarenakan adanya perbedaan kemampuan dalam menyerap materi yang
disampaikan ketika melaksanakan pelatihan. Karyawan D3 manajemen lebih antusias
dalam mengikuti Pelatihan dibandingkan dengan D3 Pertanian karena mereka
relatif lebih mudah dalam memahami materi (sesuai dengan bidangnya). Pada
contoh kasus tersebut pelatihan adalah variabel independen, prestasi kerja
adalah variabel dependen, dan latar belakang pendidikan adalah variabel
moderator.
Dari ketiga contoh kasus tersebut, bisa disimpulkan bahwa
variabel moderator berpengaruh nyata (memiliki kontribusi yang signifikan)
terhadap kemampuan variabel independen dalam mempengaruhi variabel dependen.
Variabel Intervening/mediator.
Variabel independent dan moderator merupakan
variable-variabel kongkrit. Variable tersebut dapat dimanipulasi oleh peneliti
dan pengaruhnya dapat dilihat atau diobservasi. Lain halnya dengan variable
intervening, variable tersebut bersifat hipotetikal artinya secara kongkrit
pengaruhnya tidak kelihatan, tetapi secara teoritis dapat mempengaruhi hubungan
antara variabel independent dan dependent yang sedang diteliti.
Penelitian yang melibatkan variabel intervening
(mediator/mediating/mediasi/pengganggu) sangat umum dalam bidang sosiologi dan
psikologi, seperti ilmu-ilmu perilaku dan penelitian non eksperimental lainnya.
Untuk peneliti di bidang eksakta (terutama dalam penelitian eksperimental),
mungkin tidak terlalu banyak yang mengenal atau melibatkan variabel ini, karena
bersifat abstrak dan tidak bisa diukur (misterius, jangan dianggap serius.. ). Lihat saja
pernyataan Tuckman (1988) berikut ini:
“… an intervening variable is that factor that theoretically
affect the observed phenomenon but cannot be seen, measure, or manipulate…”.
Banyak siswa, saya, bahkan sebagian peneliti yang masih
kesulitan dalam membedakan antara variabel moderator dengan variabel pengganggu
yang satu ini, intervening (mediator) maksudnya
.
Variable intervening didefinisikan sebagai variabel
yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara Variabel independent dengan
Variabel dependent, tetapi tidak dapat dilihat, diukur, dan dimanipulasi;
pengaruhnya harus disimpulkan dari pengaruh-pengaruh variabel independent dan
atau variable moderat terhadap gejala yang sedang diteliti (Tuckman,
1988).
Variabel ini merupakan variabel antara (penyela) yang terletak diantara
Variabel independent dan Variabel dependent. Variabel ini bisa digunakan dalam
menjelaskan proses hubungan antara variabel independent dengan variabel
dependent, misalnya X → T → Y, dimana T adalah variabel intervening yang
digunakan untuk menjelaskan pola hubungan antara IV dan DV. Terminologi
terakhir, yaitu sebagai variabel antara, konsiten dengan metodologi dan
definisi dalam Analisis Struktural Equation Modelling (SEM). Misalnya, X
adalah usia dan Y adalah kemampuan membaca, hubungan sebab akibat antara X dan
Y bisa dijelaskan oleh variabel Intervening T, misalnya Pendidikan. Dengan
demikian, Usia (X) tidak secara langsung mempengaruhi kemampuan membaca (Y),
tapi terlebih dahulu melalui variabel intervening, pendidikan (T), atau dengan
kata lain, X mempengaruhi T dan selanjutnya T mempengaruhi Y.
Contoh:
Tingkat pendidikan → jenis pekerjaan → tingkat penghasilan
Metode mengajar → motivasi belajar → Prestasi siswa
Teknologi baru → budaya → Respon masyarakat
Usia → Pengalaman mengendarai → kelihaian mengendarai sepeda
motor (Valentinno Rossi, misalnya,
)
Contoh di bidang pertanian:
Pengaruh pemberian pupuk anorganik terhadap hasil padi.
Misalnya saja, varietas sudah dimasukkan ke dalam model atau varietasnya dibuat
sama (varietas unggulan), tetapi hasinya tetap saja tidak signifikan. Mengapa??
Setelah diteliti secara seksama, ternyata tanaman padi yang di beri pupuk
tersebut misalnya menjadi rentan terhadap serangan penyakit/hama sehingga
sebagian besar lahan terkena serangan hama/penyakit, akibatnya hasil padi tidak
meningkat. Variabel Intervening adalah Serangan Penyakit/Hama.
Hubungan ke-4 Variabel:
Tambahan:
Terdapat beberapa literatur yang mengatakan ada variabel
lain selain variabel yang sudah disebutkan di atas, yaituVariabel Kontrol.
Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga
pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent tidak dikacaukan oleh
pengaruh faktor lain yang tidak kita diamati. Dengan kata lain, variabel lain
yang dapat mempengaruhi hubungan antara variabel independent dengan variabel
dependent, berusaha dihilangkan atau di netralkan atau di kontrol atau
diseragamkan! Dengan demikian, diharapkan variabel yang memberi keragaman
terhadap variabel dependent hanyalah variabel independent yang ingin dipelajari
pengaruhnya, yang dikenal dengan perlakuan atau treatment!
Paradok:
“Variabel kontrol adalah variabel yang dibuat konstan sehingga
tidak bervariasi atau seragam.. ” – vs – “suatu objek bisa dikatakan
variabel apabila nilainya beragam, apabila tidak, tidak lagi dinamakan variabel
tapi konstanta“
Berarti??!! Bingung kan?? variabel kontrol apa
konstanta??
Menurut saya, mungkin lebih tepat apabila variabel
kontrol ini menggunakan istilah variabel yang di kontrol (Controlled
Variable).
Berdasarkan cara pengukuran
Kuantitatif (diskrit/kontinyu)
Rasio
Interval
Kualitatif
Ordinal à ada tingkatan
Nominal à tidak ada tingkatan
Berdasarkan bisa/tidaknya diukur secara langsung
Variabel teramati (observed variable)
Dapat langsung diamati/diukur
Contoh: umur, jenis kelamin, berat badan
Variabel laten (latent variable)
Tidak dapat langsung diamati/diukur
Contoh: kualitas pelayanan, kepuasan pelanggan, kesehatan
Umumnya diukur dengan menggunakan indikator yang berupa variabel
teramati, biasanya lebih dari dua variabel indikator.
Reff/Link:
GORDON MARSHALL. “intervening variable.” A Dictionary of
Sociology. 1998. Encyclopedia.com. 23 Feb. 2010
.
Tuckman, B. W. (1988). Conducting educational research .
(3rd ed.) New York: Harcourt Brace Jovanovich