Hipoglikemia
1. Diagnosa : ( trias whipple )
* Kadar gula darah < 60 mg/dl
* Adanya gejala2 hipoglikemia : fase peningkatan hormin epinefrin ( berkeringat banyak, palpitasi, tremor, ketakutan, rasa lapar, mual). Fase selanjutnya (<20 mg/dl) bisa didapatkan gejala neurologik yaitu pusing, pandangan kabur, ketajaman mental turun, hilangnya keterampilan motorik yang halus, penurunan kesadaran, kejang klonus sampai koma.
* Gejala menghilang bila kada gula dinormalkan
2. Penatalaksanaan
* Pasien sadar :
- O2 3-4 L/mnt
- ivfd D10
- beri minum larutan gula 10-30 gram
- observasi dan monitor gula darah > 90 mg/dl
- hentikan OAD
* Pasien tidak sadar:
- O2 NRM 10-12L/mnt
- Ivfd D10
- Beri inj. D40 50-100 ml iv
- Observasi dan monitor gula darah 10 menit kemudian, biasanya pasien akan sadar penuh
- Hentikan OAD
- Bila tidak terdapat Dextrose, pada pasien dg riwayat pemberian insulin dapat diberikan Glukagon 1 ml im. Kontraindikasi bila hipoglikemia karena pemberian sulfenilurea ( glibenkamid, glikuidon, glimepirid dkk )
* Bila pasien tetap tidak sadar dg curiga komplikasi oedema cerebri :
- Inf manitol ( 1,5-2 gram/KgBB) setiap 6-8 jam
- Inj. Dexametason 10 mg bolus, dilanjutkan 2 mg setiap 6 jam
- Ivfd D10 diteruskan
- Observasi dan cari penyebab koma yang lain
- Konsul neuro
KAD ( Ketoasidosis Diabetik)
- Diagnosa
· Gejala :
ü KU lemah, bisa penurunan kesadaran
ü Polidipsi, poliuria
ü Anoreksia, mual, muntah, nyeri perut
ü Bisa terjadi ileus sekunder akibat hilangnya K+ karena diuresis osmotik
ü Urine banyak
ü Kulit kering
ü Keringat <<<
ü Kussmaul ( cepat, dalam ) karena asidosis metabolik
· Pemeriksaan Fisik :
ü Sianosis
ü Hipotermia/hipertermia. Hipertermia berarti tanda infeksi
ü Hiperkapneu, kussmaul
ü Takikardi, biasanya normotensi kecuali dehidrasi berat
ü Nafas bau aseton (buah)
ü Turgor turun tergantung beratnya dehidrasi
ü Hiporefleksi karena hipokalemi
ü Koma
ü Tanda2 lain akibat faktor pencetus
· Pemeriksaan laboratorium
ü Gula darah > 300 mg/dl
ü Peningkatan keton total >30 bisa sampai 30M/L (N=0,15). Benda2 keton utama yaitu betahidroksibutirat, asetoasetat, aceton
ü BGA: Asidosis metabolik dengan pH arteri < 7.3, HCO3< 15mEq/L,peningkatan pCO2
ü Elektrolit bervariasi. K+ turun, Na biasanya naik.
ü Osmolalitas <350 mOsm, N=275-295
Osmolalitas = 2[Na+K] + [GDR/18] + [UREUM/6]
ü BUN sekitar 20-30
ü Lekositosis
ü Amilase meningkat
- Penatalaksanaan
· Pengawasan ketat, KU jelek masuk HCU/ICU
· Fase I/Gawat :
ü REHIDRASI
NaCl 0,9% atau RL 2L loading dalam 2 jam pertama, lalu 80 tpm selama 4 jam, lalu 30-50 tpm selama 18 jam (4-6L/24jam)
ü INSULIN
4-8 U/jam sampai GDR 250 mg/dl atau reduksi minimal
ü Infus K (TIDAK BOLEH BOLUS)
§ Bila K+ < 3mEq/L, beri 75mEq/L
§ Bila K+ 3-3.5mEq/L, beri 50 mEq/L
§ Bila K+ 3.5 -4mEq/L, beri 25mEq/L
§ Masukkan dalam NaCl 500cc/24 jam
ü Infus Bicarbonat
§ Bila pH<7,0 atau bicarbonat < 12mEq/L
§ Berikan 44-132 mEq dalam 500cc NaCl 0.9%, 30-80 tpm
Pemberian Bicnat = [ 25 - HCO3 TERUKUR ] x BB x 0.4
ü Antibiotik dosis tinggi
· Batas fase I dan fase II sekitar GDR 250 mg/dl atau reduksi
· Fase II/maintenance:
ü Cairan maintenance
§ Nacl 0.9% atau D5 atau maltose 10% bergantian
§ Sebelum maltose, berikan insulin reguler 4U
ü Kalium
§ Perenteral bila K+ <4mEq
§ Peroral (air tomat/kaldu 1-2 gelas, 12 jam
ü Insulin reguler 4-6U/4-6jam sc
ü Makanan lunak karbohidrat komlek perasü
Koma Hiperosmolar Non Ketotik
- Diagnosis
· Klinis
§ Poliuri, polidipsi, penurunan BB, kelemahan, penurunan kesadaran
§ Dehidrasi berat, Hipotensi, Syok
§ Bisa disertai gejala neurologis, kejang.
§ Takikardi
§ Tanpa hiperventilasi, kussmaul (-)
§ Tanpa bau aseton
§ Kulit kering<<<
§ Urine>>>>
§ Sianosis minimal
· Laboratoris
§ Gula darah > 600 sampai 2000
§ Osmolaritas serum > 350 mOsm
Osmolalitas = 2[Na+K] + [GDR/18] + [UREUM/6]
§ Kadar bikarbonat tetap normal ( ± 20 mEq/L)
§ pH normal
§ Tidak terdapat peninggian benda2 keton
§ Biasanya Hipernatremia, azotemia, hiperkalemia
§ Defisit K+ setelah pemberian cairan dan insulin
§ Glukosuria tetapi tidak ketonuri
( tips praktis : utk bedain kad dg khonk, daripada nungguin hasil lab darah yang sudah pasti lemoooot + petugas lab yg terkenal PEMALAS, cek aja benda2 keton di urin, paling lama 15 menit. kalo mpe setengah jam lum jadi ,berarti setan pemalas lagi mampir ma mereka lagi )
§ Leukositosis
- Penatalaksanaan
§ Pengawasan ketat, masuk HCU/ICU
§ Pengobatan awal ( jam 0-12) dengan tujuan memperbaiki volume
a. Cairan
Ø NaCl 0.9% 1L/jam
Ø Ganti defisit Na 500mEq/4-6 jam
Ø Pantau elektrolit per jam
b. Kalium
Ø Jika K+ serum tinggi, muali pemberian KCl 20 mEq/jam setelah urine jelas
Ø Jika K+ serum normal atau rendah, segera beri KCl 20mEq /jam, kurangi 50% jika oliguria
Ø Pantau K+ per jam
c. Insulin
Ø Pemberian insulin reguler dosis rendah 4-8 U/jam sampai Gula Darah < 250 mg/dl
Ø Monitor gula darah/ jam
d. Antibiotik dosis tinggi
§ Pengobatan tingkat kedua (jam 12-24)
a. Jika tekanan darah stabil, produksi urine kuat, ganti cairan dengan NaCl 0,45% 250-500cc/jam
b. Jika gula darah <250mg/dl beri D5 pada cairan intravena
c. Ganti defisit air selama 12-24 jam ( 5=10 L)
d. Sesuaikan dosis KCl dengan serial serum K+
e. Turunkan dosis insulin 4-6 menit /4-6 jam
f. Pantau glukosa dan elektrolit tiap 4 jam
g. Makanan lunak karbohidrat komplek
§ Pengobatan tingkat ketiga ( hari ke2-14 ) : penambahan air, elektrolit Mg++ dan PO4
Penggunaan Dopamin
Dosis kecil :
· 2-5 µg/KgBB/menit
· Menstimulir vaskuler spesifik reseptor dopaminergik, terjadi vasodilatasi vaskuler di sphlanicus mesenterium dan ginjal
· Diberikan untuk pasien gagal ginjal
- Dosis sedang :
· 5-10 µg/KgBB/menit
· Menaikkan denyut jantung dan kontraktilitas otot jantung
· Untuk penderita syok kardiogenik
- Dosis Besar :
· 10-20 µg/KgBB/menit
· Melepaskan norepinefrin dari penyimpanannya dalam syaraf adrenergik sehingga timbul vasokonstriksi
· Untuk penderita sepsis
- Cara perhitungan dopamin:
1 ampul dopamin = 200 mg
dimasukkan dalam 500 cc NaCl atau D5 atau Martos
Berarti 1cc = [200/500]mg = 0.4 mg = 400 µg
dimana 1cc = 20 tpm makro
Misal, dosis 5 µg/KgBB/ menit, BB= 50 Kg
Berarti 5 x 50 = 250 µg/ menit
Jadi, [ 250/400 ] x 20 tpm = 12.5 tpm makro
- Cara perhitungan praktis dopamin:
· Untuk dopamin 200 mg
[ BB x dosis ] : 20 = tpm makro
· Untuk dopamin 400 mg
[ BB x dosis ] : 40 = tpm makro
Penentuan Hepatitis Virus Akut
Sekadar penyegar ….
- Batasan Klinik
· Dengan atau tanpa tanda2 klinik tanda2 gastrointestinal yang kemudian diikuti dengan gambaran lab yang khas, dapat disertai atau tanpa ikterus
· Didapatkan kenaikkan kadar SGOT, SGPT, bilirubin
- Batasan lab serologik
· Hepatitis B : HbsAg (+) dan atau IgM anti HBc (+)..ingat window period..
· Hepatitis A : IgM Anti HAV (+)
· Hepatitis C : IgM Anti HCV (+)
Koma Hepatikum / Enchepalopati Hepatik / Portosystemic Enchepalophati
- Gejala Klinis :
· Dibagi menjadi beberapa tingkat berdasarkan tingkat kesadaran, asteriksis dan gambaran EEG menjadi: prodormal, koma yang mengancam, stupor dan koma.
· Dapat ditemukan pada penyakit hati akut : hepatitis fulminan akut, hepatitis toksik, fatty liver gravidarum
· Pada penyakit hati kronik: sirosis
- Penatalaksanaan Umum
· Periksa lab darah cyto !
· Resusitasi ABCDE
- Penataksanaan Khusus
· Atasi faktor pencetus koma hepatikum :
Ø Karena perdarahan –> atasi perdarahan –> tranfusi
Ø Karena infeksi –> beri antibiotik
Ø Karena alkohol, sedatif, diet tinggi protein –> hentikan pemberiannya
Ø Karena gangguan elektrolit –> koreksi elektrolit
Ø Gangguan elektrolit karena pemberian diuretik –> stop diuretik
· Pengosongan usus dari bahan yang mengandung nitrogen:
Ø Stop pemberian obat yang mengandung nitrogen
Ø Dilakukan enema dan laksan –> laktulosa 10-30 ml, 3x/d
Ø Diet bebas protein pada yang akut. (maksimal 50 g/d pada yang kronik)
· Sterilisasi usus dengan Kanamicin oral
· Pertahankan keseimbangan kalori, cairan dan elektrolit
Hemoptoe
-Etiologi
* TB paru aktif atau yang telah selesai pengobatan
* Bronkiektasis
* Abses paru
* Ca Paru
* Bronkotis kronis
* Pneumonia
* Mitral stenosis
* dll
-Pemeriksaan penunjang
* Lab darah lengkap
* Ro thorax.
(di bawah ini ro thorax penderita hemoptoe karena bronkiektasis )
- Penatalaksanaan
* ABCDE
* Tenangkan penderita, beritahu agar jangan takut membatukkan darah yang ada pada saluran nafasnya
* Berbaring kearah posisi bagian paru yang sakit. Bila refleks batuk tidak adekuat, posisi trendelenberg.
* Monitoring airway, bila perlu suction, paling bagus pake bronkoskop
* Pemberian obat hemostatik bisa diberikan tapi masih kontroversial
* Obat penekan refleks batuk diberikan bila terdapat batuk yang berlebihan dan merangsang timbulnya perdarahan lebih banyak. Dapat diberikan codein sulfat 30-60mg/d dibagi 3-4 kali dosis
* Pertimbangkan tranfusi bila hematokrit turun dibawah 25-30% atau Hb di bawah 8 dan perdarahan masih berlangsung
* Diperlukan tindakan operasi dengan kriteria indikasi:
- Batuk darah lebih dari 600 cc/24 jam dan dalam pengamatan batuk darah tidak berhenti
- Batuk darah kurang dari 600 cc/24 jam tetapi lebih dari 250 cc/24 jam, Hb<10 dan batuk darah masih berlangsung
- Batuk darah kurang dari 600 cc/24 jam tetapi lebih dari 250 cc/24 jam, Hb>10 tetapi dalam pengamatan selama 48 jam perdarahan tidak berhenti.
* Penyebab kematian terbanyak adalah karena asfiksia. Awasi tanda2 asfiksia !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar