Sabtu, 04 September 2010

Locus Of Control

Locus of Control atau (loc) adalah bagaimana seorang individu mengartikan sebab musabab dari suatu peristiwa.
Locus of Control ada dua
1.Internal locus of control: Seseorang dengan internal locus of control adalah mereka yang merasa bertanggung jawab atas kejadian - kejadian tertentu.
Co: Dalam ujian Akhir Nasional seorang siswa memperoleh nilai grade yang rendah sehingga menyebabkan ia tidak dapat masuk PTN di Jakarta, sehingga ia berfikir bahwa memang kemampuan intelegensi yang dimilikinya kurang.
2.External locus of control: Seseorang dengan External Locus of Control adalah mereka yang seringkali menyalahkan (atau bersyukur) atas keberuntungan, petaka, keadaan dirinya, atau kekuatan - kekuatan lainya di luar dirinya.
Co: Dalam UAN seorang siswa dapat lolos masuk PTN di Jakarta karena dia mencobanya berulang - ulang. Sehingga Ia berfikir baahwa ia dapat masuk PTN karena faktor keberuntungan, peminat yang mendaftar di PTN tersebut sedikit atau nilai grade di PTN tersebut turun.

Mana yang Baik, Internal LOC atau External LOC?
Dalam menerapkan internal Locus of Control dan external Locus of Control kita perlu memahami peristiwa apa yang kita hadapi, apakah positif (keberhasilan) atau negatif (kegagalan). Jika positif, alangkah baiknya kita menerapkan internal Locus of Control. Sedangkan jika negatif, alangkah baiknya kita menerapkan External Locus of control. Untuk lebih jelasnya, berikut penerapan internal locus of control dan external locus of control.

Penerapan Internal Locus of Control pada waktu menghadapi keadaan yang positif (keberhasilan). Contoh: Siswa lulus Tes TOEFL > Ia berfikir bahwa memang ia memiliki kemampuan bahasa inggris yang baik > Jika ia melakukan tes TOEFL di lain waktu dia akan percaya diri sehingga kemungkinan akan lulusnya semakin besar

Penerapan External Locus of Control pada waktu menghadapi keadaan yang negatif (kegagalan). Contoh: Siswa tidak lulus tes TOEFL karena pada waktu tes dia dalam keadaan sakt flu > Ia berfikir bahwa kegagalan yang ia alami karena keadaan sakit flu yang kurang mendukung, bukan karena kemampuan bahasa inggris yang buruk > Sehingga harga diri dan rasa percaya dirinya terlindung dengan baik. Pada lain kesempatan sewaktu ia tidak sakit flu ia akan mampu melakukan tes dengan baik dan lulus tes TOEFL.

Tidak ada komentar: