Sabtu, 04 September 2010

Pengantar psikologi banget!

Ilmu tentang jiwa itulah selalu yang terngiang di otak kita ketika mendengar kata Psikologi. Ilmu
tentang Jiwa adalah arti turunan dari Psyche dan Logos. Akan tetapi sesuai dengan perkembangan
zaman psikologi mengalami pembaruan makna secara istilah, dengan menggunakan istilah ilmu tentang
prilaku.

Tentunya perubahan definisi bukanlah tanpa sebab. Tidak hanya satu akan tetapi dari berbagai sisi,
seperti hegemoni Gereja, Renesanse, dan peristiwa tahun 1979 yang dilakukan oleh W. Wundt dengan
laboratoriumnya.
Perubahan dari jiwa ke prilaku juga dirasa lebih tepat karena prilaku dapat diamati, kongkrit, terukur,
objektif dan merupakan ekspresi dari yang abstrak; IQ, emosi, sifat, minat, bakat, sikap, dll.

Setelah sekian lama mungkin terbesit pikiran, sebenarnya untuk apa psikologi itu. Psikologi digunakan secara administratif untuk deskripsi, prediksi dan intervensi. Mungkin untuk lebih jelasnya kita dapat lihat contoh-contoh dibawah ini
Contoh Penelitian dalam Ruang lingkup Psikologi;

Merokok pada remaja

Tawuran

Aborsi

Kerusuhan (Ambon-Sambas)

Kebersihan lingkungan

Lalu Lintas (three in one)

Tes Potensi Akademik

HIV /Aids

Kepribadian Soeharto

Rumah Susun

Anak Berbakat

Dll
Contoh Kasus-kasus dalam Ruang Lingkup Psikologi;

Tes Bakat

Seleksi Pegawai

Hubungan Suami Istri

Hubungan Anak – Orang tua

BT (Patah Hati)

PT (Narkoba)

Kurang MB (Motivasi Belajar)

Kurang PD (Kurang Seksi)

Dll.
Contoh Jasa yang bisa dilakukan dalam ruang lingkup Psikologi.

Seleksi Karyawan

Assesment Center

Marketing

Analisis Jabatan

Sosialisasi KB

Program Gizi Sehat

Konsultasi Remaja

Konsultasi Perkawinan

Pelatihan Karyawan

Pengembangan Budaya Perusahsaan
Jenjang pendidikan Psikologi :

Sarjana Psikologi (S1), 8 Semester

Langsung kerja

Ke S2

Magister Psikologi (S2), 4 Semester

Profesi Psikolog

Terapan

Akademik


Doktor Psikologi (S3), 6 Semester
Spesialisasi S2
Psikolog :
Industri, Klinis, Pendidikan
Magister Terapan :
SDM, Intervensi Sosial, Psikometri, Psikologi Kesehatan, Dll.
Akademik :
Psikologi Sosial, Psikologi Pendidikan, Psikologi Klinis, Psikologi Perkembangan, Psikologi Industri

dan Organisasi.
Lapangan Pekerjaan :
S.Psi :
Play Group, Reporter, Staff HRD, Marketing, Advertising, Community Development, etc.
M.Si :
Psikolog (Khusus Profesi: RS, Biro Konsultasi, Sekolah, TNI/Polri, Dll.), Konsultan/ Pakar (HRD,
Pemerintah, Perusahaan, Olahraga, LSM, Dll.), Peneliti, Dosen.
Doktor :
Peneliti, Dosen, Konsultan.
Dikutip dari perkuliahan Dr Sarlito W Sarwono
Sekilas Tentang Hans Eysenck!

Hans Jürgen Eysenck lahir 4 Maret 1916 - meninggal 4 September 1997
Dia adalah seorang Psikolog yang handal, karya terbesarnya kebanyakan pada bidang kepribadian dan
intelegensi, walaupun begitu dia bekerja pada bidang yang lebih luas lagi. Sampai pada saat
kematiannya Esyenck adalah Psikolog yang paling banyak dikutip oleh jurnal Ilmiah (Haggbloom,
2002)
Hans Eysenck dilahirkan di Jerman, kemudian pada tahun 1930 pindah ke Inggris karena dia menjadi
opposisi dari partai Nazi. Esyenck adalah pendiri dari jurnal ilmiah Personality and Individual
Differences, dia juga telah membuat 50 buku dan lebih dari 900 artikel, dia selalu memberikan
perhatian penuh pada karyanya yang paling kontroversial yaitu perbedaan IQ di antara kelompok ras
yang berbeda.
Hidup dan dedikasinya

Eysenck adalah seorang profesor Psikologi di Institute Psikiatri dari tahun 1955 sampai 1983. Dia
adalah kontributor terbesar pada teori kepribadian modern dan seorang dosen yang juga memainkan
peranan pada perawatan prilaku dari rumah sakit jiwa.
Bagaimanapun, buah pikiran Esyenck seringkali sangat kontroversial. Publikasi yang ditampilkan
Esyenck selalu menjadi kontrovsi termasuk beberapa karyanya berikut ini : (secara kronologis)

* Sebuah paper pada tahun 1950 yang pada intinya adalah “Gagalnya sebuah hipotesa bahwa
psikoterapi bisa menyembuhkan gangguan syaraf” (fail to support the hypothesis that psychotherapy
facilitates recovery from neurotic disorder).
* Sebuah Bab pada Uses and Abuses of Psychology (1953) berjudul “Apa yang salah dalam

Psikoanalisis” (What is wrong with psychoanalysis).
* Race, Intelligence and Education (1971)(The IQ Argument in the U.S.)
* Sex, Violence and the Media (1978).
* Astrology - Science or Superstition? (1982)
* Smoking, Personality and Stress (1991)

Eysenck juga menghasilkan kritik ketika menerima dana dari Pioneer Fund, sebuah LSM yang sangat
kontroversial. Peristiwa yang sangat menarik dari beberapa debat yaitu tentang peranan genetic dalam
perbedaan IQ, yang kemudian membuat Esyenck terkenal karena ditinju tepat di hidungnya ketika
sedang melakukan diskusi di sekolah ekonomi London (London School of Economics).
Sikap-sikap Eysenck dirangkum dalam autobiographinya “Berontak dengan sebab” (Rebel with a
Cause) (Transaction Publishers (1997), ISBN 1-56000-938-1):

"I always felt that a scientist owes the world only one thing, and that is the truth as he
sees it. If the truth contradicts deeply held beliefs, that is too bad. Tact and diplomacy are
fine in international relations, in politics, perhaps even in business; in science only one
thing matters, and that is the facts."

“Saya selalu merasa bahwa seorang ilmuwan hanya memiliki satu hal di dunia ini, dan
itu adalah kebenaran, jika kebenaran itu bertentangan dengan kepercayaan orang banyak,
sangat disayangkan. Diplomasi dan basa-basi dapat diwajarkan dalam hubungan
international, politik dan bisnis; dalam ilmu hanya satu hal yang bermasalah dan itu
adalah fakta.”
Model teori kepribadian Esyenck (P-E-N)

Eysenck adalah satu dari Psikolog pertama yang mempelajari kepribadian dengan metode faktor
analisis, sebuah tehnik statistik yang diperkenalkan oleh Charles Spearman. Hasilnya Esyenck
menyebutkan dua faktor utama kepribadian. Yang pertama adalah keinginan untuk merasakan emosi
negatif, dan Esyenck menyebutnya sebagai Neuroticism. Yang kedua adalah keinginan untuk
menikmati peristiwa positif, khususnya peristiwa sosial, dan Esyenck menyebutnya sebagai
Ekstraversion. Dua dimensi kepribadian ini digambarkan dalam bukunya yang berjudul dimensi
kepribadian (1947). Pada prakteknya dalam Psikologi Kepribadian tertuju pada dimensi dengan
menggunakan Huruf depan yaitu E dan N.
E dan N mengandung 2 ruang dimensi yang menggambarkan perbedaan individu dalam tingkah laku.
Sebuah analogi bisa dibuat gelombang latitude dan longitude menggambarkan titik permukaan bumi.
Esyenck juga menambahkan bahwa dua dimensi ini sama dengan empat tipe kepribadian yang disusun
oleh ahli jiwa Yunani Galen.
* N tinggi dan E tinggi
= tipe Choleris

* N tinggi dan E rendah = tipe Melancholis
* N rendah dan E tinggi = tipe Sanguinis
* N rendah dan E rendah = tipe Phlegmatis

Dimensi ketiga, psikoticism ditambahkan pada akhir tahun 1970-an , yang didasarkan pada kolaborasi antara Esyenck dan istrinya, Sybil B. G. Esyenck (Eysenck & Eysenck, 1969; 1976), yang merupakan editornya pada buku Personality and Individual Differences.

Kekuatan utama dari model Esyenck adalah menampilkan teori secara detail pada hal-hal yang muncul
dalam kepribadian. Contoh : Esyenck mengatakan bahwa extraversion disebabkan oleh variabel-
variabel dalam cortical arousal; "karakteristik introvert pada level aktivitas yang lebih tinggi dari pada
extraverts dan lebih kronis dan lebih cepat tegang daripada extraverts (Eysenck & Eysenck, 1985).
sementara sangat bertolak belakang, yang seharusnya introvert lebih aroused dari pada extravert,
dampaknya terlihat pada tingkah laku yaitu introvert menerima stimulus dengan lambat, perubahannya
, extravert lebih tinggi dalam ketegangan untuk mencapai level yang optimal. (sebagaimana
diprediskikan oleh Yerkes-Dodson Law) dengan berkembangnya aktifitas, hubungan sosial, dan
stimulus lain yang menimbulkan tingkah laku.
Perbandingan dengan teori lain.

Alternatif terpenting dalam tiga faktor teori kepribadian Esyenck adalah model yang menggunakan lima macam prilaku, yang lebih sering disebut sebagai model lima besar. Perlakuan yang diberikan kepada lima besar ini adalah sebagai berikut :

1. Extraversion
2. Neuroticism
3. Conscientiousness
4. Agreeableness
5. Openness to experience

Extraversion dan Neuroticism dalam lima besar sama dengan gagasan Esyenck dengan nama yang
sama. Bagaimanapun, apa yang Esyenck sebut sebagai gagasan dari Psikoticism merunut pada dua
gagasan dalam model lima besar : Conscientiousness dan Agreeableness dalam sistem kepribadian
Eysenck tidak searah dengan Openness to experience. Dia berpendapat bahwa pendekatannya memiliki
deskripsi kepribadian yang lebih baik.(Eysenck, 1992a; 1992b).
Model kepribadian penting lainnya adalah Jeffrey Alan Gray, salah seorang muridnya.

Eysenck selalu menekankan bahwa penggunaan terma "extraversion" tidak merunut pada teori yang digunakan Carl Jung, dan dia juga menantang penganut teorinya bahwa Jung juga tidak menemukan terma itu.
Skala Psikometri yang sebanding dengan teori Eysenck

Teori kepribadian Eysenck dihubungkan dengan skala yang dikembangkan olehnya. Ini termasuk
Maudsley Medical Questionnaire, Eysenck Personality Inventory (EPI), Eysenck Personality
Questionnaire (EPQ) dan Sensation Seeking Scale (developed in conjunction with Marvin Zuckerman).
The Eysenck Personality Profiler (EPP) memecah perbedaan yang ada dalam tiap perlakuan yang
disadari oleh model. Ada beberapa perdebatan tentang apakah facet harus disertai dengan dorongan
facet extraversion sebagaimana dideklarasikan oleh Esyanck dalam karya awalnya; atau psychoticism.
Eysenck mendeklarasikannnya untuk nanti, dalam pekerjaan nantinya.declared for the latter, in later
work.
Eysenck's dan karya terbarunya.

Pada tahun 1994 dia adalah satu dari 52 orang yang menandatangani "Mainstream Science on
Intelligence," sebuah editorial yang ditulis oleh Linda Gottfredson dan diterbitkan di Jurnal Wall Street,
yang merupakan benteng pertahanan dari lomba dan kepintaran di bell Curve.

Eysenck membuat kontibusi awal dalam bidang kepribadian dengan cepat dan komitment yang kuat
untuk masukan yang penting dalam metode ilmiah, sebagaimana Esyenck percaya bahwa metode
ilmiah diperlukan untuk perkembangan psikologi kepribadian. Dia menggunakan, sebagai contoh,
faktor analisis, sebuah metode statistik yang handal, untuk mendukung model kepribadiannya. Karya
awalnya menunjukan bahwa Esyenck adalah kritikus hebat dari psikoanalisis sebagai bentuk therapy,
menurut terapi Behaviour. Walaupun ini hanyalah semangat pengetahuan, Esyenck tidak malu, dalam
karya berikutnya, ia memberikan perhatian pada Parapsikologi dan Astrologi. Bahkan, dia
mempercayai adanya bukti empiris yang mendukung adanya kekuatan paranormal.
Referensi
* Eysenck, H.J. (1992a). A reply to Costa and McCrae. P or A and C - the role of theory. Personality
and Individual Differences, 13, 867-868.
* Eysenck, H.J. (1992b). Four ways five factors are not basic. Personality and Individual
Differences, 13, 667-673.
* Eysenck, H.J. & Eysenck, S.B.G. (1969). Personality Structure and Measurement. London:
Routledge.
* Eysenck, H.J. & Eysenck, S.B.G. (1976). Psychoticism as a Dimension of Personality. London:
Hodder and Stoughton.
* H.J. Eysenck & D.K.B. Nias, Astrology: Science or Superstition? Penguin Books (1982) ISBN 0-
14-022397-5
* Haggbloom, S.J. (2002). The 100 most eminent psychologists of the 20th century. Review of
General Psychology, 6, 139-152.
Sejarah, metode dan kontroversinya!

Tes Bercak tinta Rorschach adalah sebuah metode dari evaluasi Psikologi. Psikolog menggunakannya
untuk menguji karakeristik kepribadian dan fungsi emosi dari para pasien. Bercak tinta adalah sebuah
metode untuk mengevaluasi prilaku. Psikolog menggunakan tes ini untuk menguji karakeristik
kepribadian dan fungsi emosional dari pasien mereka. Rorschach adalah alat tes kedua yang paling
sering digunakan dalam pemeriksaan forensik, setelah MMPI, dan sudah lama digunakan dalam
mendiagnosis keinginan terpendam yang menyimpang dan membedakan hal pemikiran psikotik dari
yang bukan psikotik
Sejarah

Tes bercak tinta Rorschach telah dikembangkan oleh Hermann Rorschach, seorang psikiater dari Swiss dan pendukung aliran Psikoanalisis, pada awal abad ke dua puluh. Rorschach menyumbangkan sepuluh kartu standard yang sering digunakan sekarang ini dan lebih dikenal dengan sistem skoring. Rorschach menyadari bahwa testnya merupakan test “persepsi dan apersepsi” dari pada imajinasi. Sistem skoring Rorschach yang asli lebih menekankan pada faktor perseptual – sebagai contoh bagaimanapun sebuah respon merupakan dampak dari bentuk, gerakan yang didapat, atau warna dari bercak.

Sistem Exner sangat populer di Amerika Serikat, sementara di Eropa menggunakan buku teks dari
Evald Bohm, yang lebih mendekati sistem Rorschach asli yang terinspirasi dari psikoanalis dan lebih
sering dijadikan standard kerja.
Metode

Setelah Rorschach wafat sistem skor asli dikembangkan oleh, antara lain, Bruno Klopfer. John E.
Exner menghimpun beberapa pengembangan selanjutnya dalam sistem Exner yang lebih komprehensif,
dan pada saat yang sama mencoba untuk membuat skor yang secara statistik lebih terlihat. Kebanyakan
sistem didasarkan pada teori psikoanalitik dan sistem didasarkan pada hubungan tiap-tiap objek.
Ada sepuluh bercak. Lima diantaranya hitam diatas putih, tiga beraneka warna. Psikolog biasanya
menunjukan bercak tinta dengan beberapa instruksi dan bertanya pada pasien, pada tiap-tiap kartunya,
“Ini mungkin menjadi apa?” setelah pasien melihat dan merespon semua kartu, psikolog kemudian
memberikan lagi satu-satu untuk dipelajari. Pasien ditanyakan berbagai hal yang terlihat dalam bercak
tinta itu, dimana dia melihatnya, dan apa yang ada dalam bercak tinta itu sehingga membuatnya
menjadi seperti itu. Bercak itu juga bisa di putar. Ketika pasien menelusuri bercak tinta itu, psikolog
menulis semua yang dikatakan atau dilakukan oleh pasien, walaupun sepele. Psikolog juga mencatat
lama waktu terpakai, yang dapat digunakan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Metode penafsiran sangat dalam.

Metode yang sangat umum digunakan di Amerika Serikat didasari dari hasil kerja John E. Exner.
Dalam sistem Exner, respon diberikan skor dengan mengacu pada tingkat ketidak jelasan atau
penggabungan dari beberapa gambaran dalam bercak, lokasi respon, yang merupakan kumpulan
determinan dan digunakan untuk merespon (sebagai contoh, apapun bentuk dari bercak tinta, warna,
atau teksture yang merupakan faktor utama yang membuatnya tampak seperti itu itulah yang harus
disusun), kualitas bentuk dari respon (kearah mana sebuah respon terlihat ke bagaimana gambar bercak
sesungguhnya), isi dari respon (apa yang sesungguhnya responden lihat dari bercak), tingkatan dari
aktivitas organisasi mental terlibat dalam menghasilkan respon, dan segala sesuatu yang tidak logis,
tidak kongruen, dan aspek yang tidak koheren dari respon.

Menggunakan skor dari kategori ini, penguji kemudian menampilkan serangkain penghitungan
matematis untuk menghasilkan Laporan berstruktur dari data test. Hasil dari laporan berstruktur
ditafsirkan menggunakan penelitian empiris mengenai karakter kepribadian yang telah dicoba untuk
diasosiasikan dengan beberapa respon yang berbeda. Keduanya penghitungan skor dan penafsiran telah
selesai

sebuah kesalahan konsepsi dari test Rorschach penafsiran sering kali didasari dari isi respon – apa yang testee lihat dalam bercak tinta. Pada faktanya, isi dari respon hanyalah porsi kecil yang komperatif dari bagian terluar variabel yang digunakan untuk menafsirkan data Rorschach.
Kontroversi
test bercak tinta Rorschach sangat bertentangan dalam dua hal.

Pertama, karena bercak dari tinta secara nyata tidak berarti dan subjektif, pengevaluasian hasil dari test
membutuhkan bercak tinta untuk menjadi berarti pada tahap pertama. Jika tidak, gambar yang
diproyeksikan ke dalam pola-pola akan menjadi tidak berarti dalam penilaian pemeriksaan kepribadian.
Pendukung dari tes bercak tinta Rorschach percaya bahwa respon subjek dalam keadaan ambigu dan
ransangan yang tidak berarti dapat menjadi insight dalam proses pengetahuan.

Akan tetapi proyek harus dalam polanya untuk memberikan arti dan, dalam sebuah perasaan, bawalah
alat test untuk dilihat sendiri. Kemudian hasilnya dari tes apapun tidak hanya akan menunjukan apa
yang pasien proyeksikan ke dalam bercak tinta, akan tetapi juga apa yang telah psikolog lihat dalam
proyeksi pasien. Ketiga bagian bisa dipanggil kembali untuk dievaluasi apa yang berdampak bagi
pentafsiran psikolog dalam hasil test, akan tetapi evaluasi bagian ketiga akan sangat menggugah oleh
pentafsiran alam bawah sadar dari pola yang tidak berarti. Proses evaluasi dan mengevaluasi bisa
berlangsung selamanya.

Ketika ditafsirkan dalam proyektif test, hasilnya sangat susah untuk diverifikasi. Sistem skor Exner,
yang mentafsirkan test dalam pola dari faktor (arsiran, warna, garis, dll) bercak tinta yang menuntun
pada tiap komentar dari orang-orang yang telah ditest, ini berarti untuk menandai, akan tetapi masalah
pada validitas tes masih ada. Bagaimanapu, ada penelitian mendasar yang menunjukan kegunaan dari
kondisi yang terdeteksi seperti kondisi gangguan mental, mood, dan gangguan cemas, gangguan
kepribadian, dan psikopat.

Para pendukung test mencoba menyimpan rahasia dari kartu sehingga jawabannya tidak akan dapat
diduga-duga. Latihan ini sesuai dengan standard etik dari menjaga kerahasiaan alat test. Alat tes yang
asli hanya akan dijual kepada profesional yang bersertifikat. Etika ini dilanggar pertama kali oleh
William Poundstone dalam buku besar rahasianya (1983), yang menggambarkan metode administrasi
test dan memberikan outline dari sepuluh gambar resmi. Pada tahun 2004, gambar telah bocor di
internet, ini mengurangi nilai dari tes projective pada individu yang telah akrab dengan materi, dan
berpotensi merusak perawatan mereka. Komunitas Rorschach telah mengklaim bahwa bercak itu
memiliki hak paten, ini telah dilanggar oleh orang lain yang menyatakan bahwa bercak itu harusnya
berada di masyarakat secara legal didasarkan pada ketika mereka diciptakan dan bagaimana dan
beberapa lama sebelum Rorschach meninggal dunia(over 80 years).

Tidak ada komentar: