Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air & seluruh
bagian tubuhnya selalu membutuhkan air, termasuk saat tidur. Pada manusia
dewasa, sekitar separuh sampai dua per tiga tubuhnya terdiri dari air. Pada
lansia & mereka yang kegemukan, persentase cairan tubuhnya lebih rendah.
Sedangkan perempuan memiliki jaringan lemak yang lebih banyak dari lelaki,
sehingga persentase cairan tubuhnya lebih rendah dari lelaki. Pada bayi &
anak, persentase cairan tubuhnya lebih tinggi dari dewasa.
Di tubuh kita, air terus berpindah dari satu bagian ke bagian tubuh yang lain sesuai kebutuhan untuk menjaga keseimbangan cairan, agar tubuh dapat berfungsi secara normal. Konsumsi air harus seimbang dengan cairan tubuh yang hilang melalui kencing, keringat, buang air besar, & pernafasan.
Kebutuhan air setiap orang tidaklah sama. Secara rata-rata, pada seorang lelaki dewasa dengan berat badan 50 kg dengan aktivitas fisik sedang, dibutuhkan asupan air sebanyak kurang lebih 2 liter setiap harinya. Kebutuhan air akan meningkat pada mereka yang memiliki aktivitas fisik lebih tinggi, bekerja/tidur di ruangan yang kelembabannya rendah (contoh ruangan ber-AC), suhu panas, atau di bawah terik matahari. Semakin tinggi berat badan, semakin tinggi pula kebutuhan airnya. Pada mereka yang mengalami demam, kebutuhan air juga meningkat.
Biasanya, seseorang dapat meminum air dalam jumlah yang mencukupi untuk mengimbangi hilangnya air. Namun pada keadaan-keadaan tertentu, seseorang tidak dapat minum dalam jumlah cukup, seperti pada keadaan diare berat atau muntah dalam waktu lama, sehingga terjadi kekurangan air.
Prinsip utama dalam asupan air adalah lebih baik minum air sedikit lebih banyak dari yang dibutuhkan, dibandingkan dengan minum air lebih sedikit dari kebutuhan. Karena pada tubuh yang normal, kelebihan air dengan mudah akan dibuang namun tidak sebaliknya.
Di dalam tubuh, air diserap di dalam saluran cerna & masuk ke dalam darah. Pengeluaran cairan tubuh beserta sampah metabolisme utamanya dilakukan melalui ginjal dalam bentuk air seni.
Air minum yang baik mengandung garam mineral seperti Natrium & Kalium yang biasa disebut elektrolit. Di dalam tubuh, keseimbangan air terkait erat dengan keseimbangan elektrolit. Tubuh berusaha menjaga keseimbangan jumlah air & tingkat elektrolit dalam aliran darah tetap stabil.
Berbagai mekanisme terjadi di dalam tubuh untuk tetap menjaga kestabilan tersebut. Salah satu respon terpenting adalah rasa haus. Ketika tubuh membutuhkan air, maka saraf-saraf di dalam otak dirangsang & menghasilkan rasa haus. Ketika air di dalam tubuh telah tercukupi, maka rasa haus akan ditekan.
Ketika kadar Natrium terlalu tinggi dalam tubuh, maka tubuh meresponnya dengan rasa haus sehingga terjadi pengenceran ketika minum & kembali ke keadaan seimbang. Respon ini juga dibantu oleh hormon yang dihasilkan otak sehingga mengurangi jumlah produksi air seni. Jika kadar Natrium terlalu rendah, maka ginjal akan mengeluarkan banyak air seni yang mengurangi jumlah air dalam darah, sehingga kembali ke keadaan seimbang.
Asupan air pun dapat berbagai macam, tidak selalu harus air minum biasa, karena asupan air juga bisa didapat dari jus, kaldu, susu, sayur, & buah. Pada ginjal yang berfungsi normal, tubuh dapat mengolah berbagai asupan jenis cairan dengan baik.
Dehidrasi
Banyak dari kita yang sering menggunakan kata ‘dehidrasi’ namun kurang tahu apa artinya. Dehidrasi berarti kurangnya air di dalam tubuh. Hal ini dapat terjadi akibat tubuh kehilangan air lebih banyak dibandingkan dengan asupannya. Dehidrasi juga berkaitan dengan kadar garam mineral (terutama Natrium & Kalium) di dalam tubuh.
Banyak dari kita yang sering menggunakan kata ‘dehidrasi’ namun kurang tahu apa artinya. Dehidrasi berarti kurangnya air di dalam tubuh. Hal ini dapat terjadi akibat tubuh kehilangan air lebih banyak dibandingkan dengan asupannya. Dehidrasi juga berkaitan dengan kadar garam mineral (terutama Natrium & Kalium) di dalam tubuh.
Contoh hal-hal yang menyebabkan dehidrasi adalah muntah, diare, demam, penggunaan obat yang menyebabkan banyak kencing, keringat berlebih karena cuaca panas, atau pada mereka yang puasa minum & makan. Dehidrasi lebih sering terjadi pada lansia, karena respon rasa haus lansia karena penuaan menjadi kurang berfungsi dengan baik, sehingga lansia sering kali mengalami dehidrasi tanpa sadar.
Tanda-tanda dari dehidrasi adalah rasa haus, air seni sedikit & pekat, jumlah keringat sedikit, mulut kering, tubuh terasa lemas, lalu kulit yang kehilangan kekenyalannya. Dehidrasi juga dapat menyebabkan tekanan darah menurun, sehingga dapat terjadi rasa pusing di kepala ketika berdiri. Jika dehidrasi menjadi bertambah berat, dapat terjadi penurunan kesadaran sampai kerusakan otak, karena otak adalah organ yang paling sensitif terhadap kekurangan air. Selain itu, pada dehidrasi yang sangat berat, dapat terjadi kerusakan organ tubuh seperti ginjal & hati.
Untuk mencegah terjadinya dehidrasi, tubuh harus mendapatkan asupan cairan dalam jumlah yang cukup secara konstan. Tingkatkan asupan cairan ketika cuaca panas, di ruang ber-AC, beraktivitas atau olahraga berat, juga ketika mengalami sakit yang menyebabkan kehilangan banyak cairan (demam, diare, atau muntah).
Pada lansia, untuk menghindari terjadinya dehidrasi, sebaiknya menggunakan jadwal minum rutin setiap beberapa jam sekali, sehingga asupan air dapat terjaga. Jika dehidrasi disertai pula kehilangan garam mineral, maka diperlukan minuman dengan kadar garam mineral yang mencukupi & memiliki konsentrasi sama dengan cairan tubuh, yang biasa disebut minuman isotonik. Contoh dari minuman isotonik adalah oralit. Saat ini, minuman isotonik tersedia dalam berbagai rasa & merk.
Untuk mereka yang berpuasa, pastikan asupan cairan mencukupi untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Kebutuhan cairan antara mereka yang berpuasa ataupun tidak berpuasa adalah sama, sehingga orang yang berpuasa harus minum dalam jumlah yang mencukupi selama di luar waktu puasa setiap harinya.
Untuk mencegah rasa kembung, sebaiknya minum dalam jumlah yang wajar namun sering atau menghindari minum dalam jumlah besar sekaligus saat di luar waktu puasa. Minuman isotonik dapat digunakan ketika memulai atau mengakhiri waktu puasa harian karena minuman isotonik lebih cepat diserap tubuh & bertahan di dalam tubuh relatif lebih lama dibandingkan air minum biasa.
Untuk mencegah dehidrasi saat berpuasa, sebaiknya mengurangi konsumsi minuman yang mengandung kafein, karena kafein membuat lebih sering kencing yang mengurangi jumlah air di dalam tubuh.
Dengan konsumsi air yang mencukupi, maka selain terhindar dari dehidrasi, juga akan membantu tubuh tetap sehat.
(c)KonsulSehat.web.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar